Mencari

Translate

Rabu, 04 April 2012





PERJUMPAAN PENDARATAN PENYU 
DI TWA PULAU SANGIANG
Oleh : Soleh Wiji, S. Hut.T.



TWA Pulau Sangiang seluas 528,15 ha sebagai salah satu kawasan konservasi yang dikelola oleh Balai Besar KSDA Jawa Barat di Provinsi Banten memiliki potensi wisata diantaranya untuk egiatan Scuba, diving, Snorkeling dan juga memiliki keanekaragaman flora dan fauna diantaranya sebagai lokasi pendaratan penyu untuk bertelur.

Pada saat patroli perlindungan dan pengamanan kawasan hutan oleh Resort TWA Pulau Sangiang  tanggal 15 Maret 2012 di Blok Batu Mandi pukul 23.00 WIB dijumpai 1 (satu) ekor Penyu Hijau (Chelonia mydas) naik darat TWA Pulau Sangiang untuk bertelur.

TWA Pulau Sangiang merupakan salah satu lokasi pendaratan  Penyu Hijau (Chelonia mydas) untuk bertelur,    selain Penyu Hijau (Chelonia mydas)  juga di beberapa lokasi TWA Pulau Sangiang pernah dijumpai jenis Penyu tempayan (Caretta-caretta) dan Penyu belimbing (Dermochelys coriacea).
Berkenaan dengan hal tersebut, kiranya perlu adanya sarana atau kegiatan penanganan terhadap telur  tersebut sampai menetas karena pada pasca bertelur seringkali terjadi gangguan terutama dari binatang pemangsa diantaranya biawak dan orang tidak bertanggungjawab. 
  
Berdasarkan catatan, pada tahun 2004 pendararan penyu untuk bertelur diantaranya Penyu Tempayan; tanggal 9 Februari 2004 di Pantai Batu Mandi, 20 Februari 2004 di Pantai Batu Mandi, 2 April 2004 di Pantai Pasir Panjang,  5 April 2004 di Pantai Batu Mandi dan Pasir Panjang. Upaya penanganan yang telah dilakukan pada saat itu terhadap :   
 Telur :
  • Mengumpulkan dan memindahkan telur dari masing-masing lubang ke lokasi Pantai Batu Mandi untuk pertimbangan memudahkan pengamanan dan monotiring.
  • Membuat lubang penetasan baru kemudian menimbun kembali dengan pasir yang telah dibersihkan terlebih dahulu.
  • Sekitar lubang penetasan tersebut dibatasi dengan papan setinggi kurang lebih 50 cm, dalam 30 cm dan ditutup dengan ram kawat untuk menghindari gangguan dari pemangsa. 
 Tukik :
  • Tukik yang menetas pada tanggal 7 April 2004 dirawat pada bak  plastik, selama dalam bak tukik diberi makan berupa tajin ikan.
  • Setelah kurang lebih 2 minggu tukit dipindahkan kedalam keramba terapung di pantai sebagai lanjutan perawatan sebelum pelepasan.
  •  Rencana pelepasan tukik ke laut sesuai dengan lokasi pendaratan induk
 Kendala-kendala  Penanganan :
  • Masyarakat sekitar kawasan senang mengkonsumsi telur penyu.
  • Adanya predator alam diantaranya Biawak (Varanus salvador) yang suka makan telur-telur penyu dalam lubang penetasan.
  • Sarana dan prasarana untuk penanganan pengaman telur penyu sampai menetas dirasakan belum memadai.
DOKUMENTASI
PERJUMPAAN PENYU HIJAU DI TWA PULAU SANGIANG
PADA TANGGAL 21 MARET 2012
PUKUL 23.00 WIB