Mencari

Translate

Rabu, 22 November 2023

SUMBER AIR DALAM KAWASAN KONSERVASI

CAGAR ALAM RAWA DANAU DI KABUPATEN SERANG,
PROVINSI BANTEN
 Soleh Wiji,S.Hut.T.

PEH Muda, Seksi Konservasi Wilayah I - Bidang KSDA Wilayah I - Balai Besar KSDA Jawa Barat


I. PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang 

CA. Rawa Danau  ditunjuk sebagai kawasan Cagar Alam berdasarkan surat Goverment Besluit (GB) No. 60 Staatblad 683, tanggal 16 November 1921. Menurut Dr. F. H. Endert, orang Belanda yang melakukan perjalanan ke Rawa Danau pada tahun 1930, Pemerintah Kolonial Belanda pernah berusaha memperluas daratan di Cagar Alam Rawa Danau dengan jalan mengeringkan rawa. Upaya tersebut dilakukan dengan meledakkan dan melebarkan penampang melintang Curug Betung pada tahun 1835 dan antara tahun 1907–1910. Upaya tersebut berhasil menurunkan permukaan air Rawa Danau setinggi 2 – 5 m dari ketinggian muka air asal. Menurut administrasi pemerintahan, CA. Rawa Danau termasuk ke dalam 4 wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan Padarincang, Kecamatan Gunung Sari Kecamatan Cinangka dan Kecamatan Mancak Kabupaten Serang. Sedangkan secara geografis terletak pada 60 14’ – 60 20’ LS dan 1050 52’ – 1050 57’ BT. Kawasan CA Rawa Danau ditetapkan dengan SK. 3586/Menhut-VII/ KUH/2014 tanggal 2 Mei 2014 seluas 3.542,70 Ha. Cagar Alam Rawa Danau merupakan tipe ekosistem hutan rawa pegunungan yang pada saat ini tinggal satu-satunya di Pulau Jawa, terdapat bukit kecil di bagian utara kawasan yaitu Gunung Jamungkal seluas luas ± 8 Ha dengan ketinggian 192 mdpl yang memiliki ekosistem hutan hujan tropik. Dalam Kawasan CA Rawa Danau memiliki beberapa Sungai besar dan kecil, nata air panas dan dingin serta CA Rawa Danau mempunyai kekhasan type ekosistem rawa pegunungan sehingga CA Rawa Danau sebagai resirvoar yang akan selalu mengalir sepanjang tahun. 

B. Maksud dan Tujuan 
Tujuan dari makalah Sumber Air Dalam Kawasan Konservasi Cagar Alam Rawa Danau di Kabupaten Serang adalah mengetahui potensi dan jenis sumber air di Cagar Alam Rawa Danau. 

C. Ruang Lingkup 
Ruang lingkup menyusunan makalah Sumber Air Dalam Kawasan Konservasi Cagar Alam Rawa Danau di Kabupaten Serang meliputi identifikasi lokasi sumber air, jenis sumber air di Cagar Alam Rawa Danau.

 

I.         TINJAUAN PUSTAKA

 A.    Sumber Daya Air

Beberapa istilah dan pengertian terkait dengan air sesuai Undang-Undang Republik Indonesta Nomor I7 Tahun 2019 Tentang Sumber Daya Air, antara lain sebagai berikut :

1.      Pengertian dan Istilah

-      Sumber Air adalah tempat atau wadah Air alami dan/ atau buatan yang terdapat pada, di atas, atau di bawah permukaan tanah.

-  Sumber Daya Air adalah air, sumber air, dan daya air yang terkandung di dalamnya.

-      Air adalah semua air yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yang berada di darat.

-        Air Permukaan adalah semua Air yang terdapat pada permukaan tanah.

-     Air Tanah adalah Air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan tanah.

-    Air Minum adalah air yang melalui pengolahan atau tanpa pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.

 

2.      Konservasi Sumber Daya Air

-  Konservasi Sumber Daya Air ditqiukan untuk menjaga kelangsungan keberadaan, daya dukung, daya tampung,  dan fungsi Sumber Daya Air.

Konservasi Surnber Daya Air dilakukan Pemerintah Pusat dan/atau  Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

- Konservasi Sumber Daya Air dilakukan dengan mengacu pada Rencana  Pengelolaan Sumber Daya Air melalui kegiatan:

a. pelindungan dan pelestarian Sumber Air;

b. pengawetan Air;

c. pengelolaan kualitas Air; dan

d. pengendalian pencemaral Air.

B.     Pengelolaan Sumber Daya Air

Sumber Daya air mempunyai fungsi sosial, lingkungan hidup, dan ekonomi yang diselenggarakan serta diwujudkan secara selaras.  Sumber Daya Air dikelola secara terpadu, berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan.

Pengelolaan Sumber Daya Air didasarkan pada Wilayah Sungai dengan memperhatikan keterkaitan penggunaan Air Permukaan dan Air Tanah dengan mengutamakan  pendayagunaan Air Permukaan.

Pengelolaan Sumber Daya Air berdasarkan Wilayah  Sungai sebagaimana drmaksud pada ayat (1) paling sedikit memperhatikan:

a.       Daerah Aliran Sungai secara alamiah;

b.      karakteristik fungsi Sumber Air;

c.       daya dukung Sumber Daya Air;

d.      kekhasan dan aspirasi daerah dan masyarakat sekitar dengan melibatkan para pemangku kepentingan terkait;

e.       kemampuanpendanaan;

f.       perubahan iklim;

g.      konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya;

h.      pengembangan teknologi; dan

i.        jumlah dan penyebaran penduduk serta proyeksi  pertumbuhannya..

 C.    Jenis Sumber Air Menurut Asalnya

Beberapa macam sumber air ditinjau dari asalnya,bahwa sumber air merupakan komponen penting untuk penyediaan air bersih karena tanpa sumber air maka suatu system penyediaan air bersih tidak akan berfungsi.

Berikut ini adalah 5 macam sumber air minum yang dapat digunakan :

1.      Air Laut

Air ini sifatnya asin karena mengandung garam NaCl. kadal garam Nacl dalam air laut 3% dengan keadaan ini maka air laut tidak memenuhi syarat untuk diminum.

2.      Air Hujan

Cara menjadikan air hujan sebagai air minum hendaknya jangan saat air hujan baru mulai turun, karena masih mengandung banyak kotoran. Air hujan juga mempunyai sifat agresif terutama terhadap pipa-pipa penyalur maupun bak-baik reservoir sehingga hal ini akan mempercepat terjadinya korosi atau karatan. Air hujan juga mempunyai sifat luna sehingga akan boros terhadap pemakaian sabun

3.      Air Permukaan

Air permukaan adalah air yang mengalir di perbukaan bumi, Pada umumnya air permukaan ini akan mendapat pengotoran selama pengalirannya, misalnya oleh lumpur, batang kayu, daun, kotoran industri dan lainnya.

Untuk meminumnya harus melewati proses pembersihan yang sempurna.

4.      Air Tanah

Air tanah adalah air yang berada di bawah tanah di dalam zone jenuh dimana tekanan hidrstatiknya sama atau lebih besar dari tekanan atmosfer (Suryono, 1993:1).

5.      Mata Air

Mata air adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tana dengan hampir tidak dipengaruhi oleh musim, sedangkan kualitasnya sama dengan air dalam.

Gambar 1. Ilustrasi Siklus Air yang ada di Bumi

  

II.     METODOLOGI

  A.    Waktu dan Tempat

 Waktu pelaksanaan penyusunan makalah tentang Sumber Air Dalam Kawasan Konservasi Cagar Alam Rawa Danau di Kabupaten Serang dilaksanakan pada bulan Februari  2022 di Kantor Seksi Konservasi Wilayah I dan obyek lokasi kegiatan adalah Cagar Alam Rawa Danau seluas 3.540,70  Ha yang telah ditetapkan sesuai Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor: SK.3586/Menhut-VII/KUH/2014 Tanggal 2 Mei 2014.


Gambar 2. Peta situasi / pemandangan Cagar Alam Rawa Danau

 

B.     Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada kegiatan penyusunan makalah Sumber Air Kawasan Konservasi Cagar Alam Rawa Danau di Kabupaten Serang ini antara lain sebagai berikut

1.      Kamera digital (HP Samsung A20) 
2.      GPS Garmin CS 360
3.      Peta Kerja CA Rawa Danau
4.      Peta Tubuh Air CA Rawa Danau
5.      Tally sheet
6.      Alat tulis (pensil, pulpen, penghapus,  penggaris, dan clipboard)

C.    Cara Kerja

 1.      Jenis dan Sumber Data

Data Dalam makalah ini, jenis dan sumber data yang digunakan ialah:

a.       Data Primer

Menurut Hasan (2002: 82) data primer ialah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya.  Data primer di dapat dari sumber informan yaitu individu atau perseorangan seperti hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti. Data primer ini observasi lapangan.

Data primer berupa hasil pengukuran/pengambilan titik koordinat dengan menggunakan GPS pada setiap formasi vegetasi mangrove yang akan diolah dan dihitung untuk mengetahui luasan masing-masing formasi mangrove.

b.      Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada (Hasan, 2002: 58). Data ini digunakan untuk mendukung informasi primer yang telah diperoleh yaitu dari bahan pustaka, literatur, penelitian terdahulu, buku, dan lain sebagainya.

Data sekunder yang terkait  antara lain peta penutupan lahan, potensi sumber airer Cagar Alam Rawa Danau .

2.      Pengumpulan dan  dan Pengolahan Data

a.       Pengumpulan Data

Data dan jumlah sungai dalam kawasan konservasi Cagar Alam Rawa Danau dikumpulan dari peta sebaran sungai dan hasil identifikasi sungai dan anak sungai.

Mata air dalam kawasan Cagar Alam Rawa Danau baik mata air panas dan mata air dingin dikumpulan dari hasil identifikasi Resor Konservasi Wilayah I.

b.      Pengolahan Data

Dalam pengolahan data hasil pengukuran titik koordinat lapangan selanjutnya diolah dengan menggunakan  Software ArcMap 10.2 sehingga akan diperoleh luas masing-masing data berupa sungai dan mata air Cagar Alam Rawa Danau. Secara singkat pengolahan data dengan langkah sebagai berikut :

  1. Pengambilan titik koordinat mata air dalam kawasan konservasi Cagar Alam Rawa Danau.
  2. File yang berisi titik titik koordinat mata air dikonversi/save as dengan extension DXF (*.dxf)
  3.  Dengan menggunakan  Software ArcMap 10.2 file dengan extension DXF (*.dxf)  yang berisi hasil pengukuran masing-masing lokasi mata air.
  4. Tabulasi dan rekapitulasi data terkait sungai dan mata air  dalam kawasan konservasi Cagar Alam Rawa Danau. 

D.    Teknik Analisa Data

Analisis data menurut Bogdan dalam Sugiyono (2009: 244) adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Sedangkan menurut Hasan (2002: 98) analisis kualitatif ialah analisis yang tidak menggunakan model matematika, model statistik dan model-model tertentu lainnya. Proses analisis yang digunakan dalam penelitian ini ialah dengan menggunakan model Miles dan Huberman dalam Prastowo (2012: 242) yaitu melalui proses reduksi data, penyajian data, penarikan simpulan serta triangulasi. Adapun penjabaran analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik sebagai berikut:

1.      Data Reduction (Reduksi data)

Reduksi data merupakan suatu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data awal yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data ini berlangsung secara terus-menerus selama penelitian kualitatif berlangsung. Selama proses reduksi data berlangsung, tahapan selanjutnya ialah:

a.    Mengkategorikan data (Coding) ialah upaya memilah-milah setiap satuan data ke dalam bagian-bagian yang memiliki kesamaan (Moleong, 2011: 288).

b. nterpretasi data ialah pencarian pengertian yang lebih luas tentang data yang telah dianalisis atau dengan kata lain, interpretasi merupakan penjelasan yang terinci tentang arti yang sebenarnya dari data penelitian (Hasan, 2002: 137).

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pemilihan data yang diperoleh pada saat penelitian mengenai persepsi pemustaka tentang pustakawan, kemudian data tersebut diklasifikasikan dan dipilih secara sederhana.

2.      Data Display (Penyajian data)

Pada tahap ini mengembangkan sebuah deskripsi informasi tersusun untuk menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data yang lazim digunakan dalam bentuk teks naratif. Maksud dari teks naratif ialah peneliti mendeskripsikan informasi yang telah diklasifikasikan sebelumnya mengenai persepsi pemustaka tentang kinerja pustakawan yang kemudian dibentuk simpulan dan selanjutnya simpulan tersebut disajikan dalam bentuk teks naratif.

3.      Conclusion/Verying (Penarikan simpulan)

Menarik simpulan dan melakukan verifikasi dengan mencari makna setiap gejala yang diperolehnya dari lapangan, mencatat keteraturan dan konfigurasi yang mungkin ada, alur kausalitas dari fenomena dan proporsi. Pada tahap ini, penulis menarik simpulan dari data yang telah disimpulkan sebelumnya, kemudian mencocokkan catatan dan pengamatan yang dilakukan penulis.

  

III.  RUMUSAN DAN ANALISA MASALAH


Rawa Danau merupakan satu-satunya type ekosistem rawa pegunungan yang masih tersisa di Pulau Jawa memiliki luas 3.540,70  Ha dan telah ditetapkan sebagai Cagar Alam sesuai Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor: SK.3586/Menhut-VII/KUH/2014 Tanggal 2 Mei 2014.

 

Cagar Alam Rawa Danau merupakan bagian dari Daerah Aliran Sungai (DAS) Cidanau, secara geografis DAS Cidanau terletak pada 105o51’23” – 106 o 03’04” Bujur Timur dan 06 o 07’35” – 06 o 17’19” Lintang Selatan dengan luas sekitar 21.987,88 Ha. Secara garis besar DAS Cidanau terbagi atas kawasan kaldera dimana di dalamnya terdapat Cagar Alam Rawa Danau. DAS Cidanau terdiri dari 16 Sub DAS yang mengalir dari Gunung Karang ke arah barat dan bermuara di Selat Sunda. Sungai utama yang mengalir adalah Sungai Cidanau, sementara itu jumlah anak sungai yang terdapat dalam DAS Cidanau sebanyak 16 (enam

belas) anak sungai baik yang bermuara terlebih dahulu ke Rawa Cidanau atau pun langsung mengalir ke Sungai Cidanau.

 



Gambar 3. Peta Daerah Aliran Sungai Cidanau

 

Type ekosistem rawa pegunungan Rawa Danau menurut catatan sejarah sebagai kaldera bekas letusan gunung purba sehingga berupa cekungan, terdapat mata air dingin dan panas, sungai dan anak sungai mengalir ke Rawa Danau yang mengakibatkan genangan air membentuk rawa. Dengan kondisi ekosistem tersebut maka Rawa Danau sebagai resivoir alami yang memliki luas berbentuk tubuh air 1.439,80 Ha.

 

Sumber air Cagar Alam Rawa Danau berupa sungai besar, anak sungai, parit/kukulung, mata air dingin dan mata air panas.

a.         Sungai

Sungai yang mengalir kedalam kawasan Cagar Alam Rawa Danau teridentifikasi sebanyak 3 (tiga) buah sungai yaitu Sungai Cikalumpang, Sungai Cidangiang dan Sungai Ciseke. Sedangkan sungai yang keluar kawasan hanya satu sungai yaitu sungai Cidanau yang dihilir diluar kawasan airnya dimanfaatkan oleh PT. Krakatau Tirta Industri. Kondisi fisik sungai-sungai sebelum masuk kawasan Cagar Alam Rawa Danau dapat digambarkan sebagai berikut :

1.      Kedalaman kurang lebih antara 0,50 meter sampai dengan 1 meter.

2.      Dinding sungai relatif curam dan dasar sungai berbatu dan berlumpur/berpasir

3.      Air jernih pada musim kemarau dan keruh pada musim penghujan.


Selain dari sungai tersebut masih terdapat anak sungai dan parit/kukulung dari hasil identifikasi terdata sebanyak 25 (duapuluh lima) anak sungai dan parit/kukulung yang bermuara atau mengalir ke kawasan Cagar Alam Rawa Danau. Hasil identifikasi dapat dilihat pada tabel berikut  ini :


 

Tabel 1. Daftar sungai yang mengalir ke dalam dan keluar kawasan CA. Rawa Danau.

 

No.

Sungai

Titik Koordinat

Lebar (m)

Kedalaman air (m)

Kondisi Aliran

1

Cikalumpang

S 6 10 21.7  E 105 57  39.3

8-10

1-2

Sepanjang tahun

2

Cidangiang

S6 10 22.9 E106 01 18.2

3-4

1,50

Sepanjang tahun

3

Ciseke

S 6 10 41.3  E 105 59  43.6

5-6

1-2

Sepanjang tahun

4

Cidanau

S6 10 08.9 E105 57 39.8

8-10

2-3

Sepanjang tahun

 


Gambar 4. Sungai Dalam Kawasan Cagar Alam Rawa Danau

 

Tabel 2. Daftar anak sungai dan parit/kukulung yang mengalir ke CA. Rawa Danau.

 

No.

Parit/

Kukulung

Titik Koordinat

Lebar (m)

Kedalaman air (m)

Kondisi Aliran

1

Cikiray kecil

S6 09 06.1 E106 01 22.6

1

0,30

Sepanjang tahun

2

Cipete 1

S6 10 01.6 E106 01 55.8

1

0,20

Sepanjang tahun

3

Cipete 2

S6 10 02.6 E106 01 56.9

0,50

0,10

Sepanjang tahun

4

Cijolang

S6 10 27.8 E106 02 09.1

1

0,10

Sepanjang tahun

5

Cigayam

S6 10 06.3 E105 57 46.9

2

1

Sepanjang tahun

6

Cihuut

S6 09 55.0 E105 58 06.4

1

0,50

Sepanjang tahun

7

Cibungur

S6 09 24.4 E105 59 15.5

1

0,50

Sepanjang tahun

8

Kaso

S6 10 42.9 E105 56 15.3

3

1,50

Sepanjang tahun

9

Baru

S6 10 40.9 E105 56 22.8

1

0,50

Sepanjang tahun

10

 Apus

S6 10 41.6 E105 56 57.4

1

0,30

Sepanjang tahun

11

Pulai

S6 11 03.7 E105 57 21.5

1

0,30

Sepanjang tahun

12

Kemiri

S6 11 30.1 E105 57 47.4

1

0,30

Sepanjang tahun

13

Cidadap 1

S6 11 04.9 E106 01 34.8

0,50

0,30

Sepanjang tahun

14

Cidadap 2

S6 11 05.6 E106 01 32.0

1

0,50

Sepanjang tahun

15

Cibarugbug

S6 10 43.1 E106 00 43.4

4

0,50

Sepanjang tahun

16

Jumpari 1

S6 09 41.5 E105 57 54.9

1,50

0,40

Sepanjang tahun

17

Jumpari 2

S6 09 36.3 E105 58 05.3

1,50

0,40

Sepanjang tahun

18

Banyusuku 1

S6 09 38.9 E105 56 54.4

1

0,30

Sepanjang tahun

19

Banyusuku 2

S6 09 39.5 E105 57 04.8

1

0,20

Sepanjang tahun

20

Cingenge

S6 09 34.9 E105 57 19.0

1

0,20

Sepanjang tahun

21

Cikalomberan

S6 09 15.6 E105 58 20.6

0,50

0,20

Sepanjang tahun

22

Cikedung 1

S6 09 06.5 E105 58 39.8

0,50

0,20

Sepanjang tahun

23

Cikedung 2

S6 09 04.3 E105 58 45.0

0,50

0,20

Sepanjang tahun

24

Cikedung 3

S6 09 00.2 E105 58 49.0

1,50

0,20

Sepanjang tahun

25

Cidahu

S6 10 44.9 E105 59 48.6

2,50

1,50

Sepanjang tahun

 


Gambar 5. Peta Jaringan Sungai Cagar Alam Rawa Danau

 

b.         Mata Air

 Mata air yang ditemukan mengalir ke kawasan Cagar Alam Rawa Danau sebanyak 17 (tujuhbelas) mata air.  Dari semua mata air tersebut 5 (lima) diantaranya berupa sumber air panas dengan suhu air kurang lebih berkisar antara 50° C s.d 60° Celcius, air panas tersebut dapat dipastikan mengandung zat belerang.


Gambar 6. Mata Ait CA.  Rawa Danau


Lokasi ditemukannya mata air tersebut pada umumnya berada di bagian utara Cagar Alam Rawa Danau yang berbatasan dengan Cagar Alam Gunung Tukung Gede, pada sisi bagian selatan tidak ditemukan sumber mata air. Hasil identifikasi sumber mata air dapat dilihat pada daftar table berikut ini:

Tabel 3. Daftar mata air dingin yang ada di Cagar Alam Rawa Danau.

 

No.

Nama Lokasi

Mata air

Titik Koordinat

Kondisi Aliran

1

Ciherang

Ciherang 1

S6 08 33.6 E106 00 50.9

Sepanjang tahun

2

Ciherang

Ciherang 2

S6 08 35.7 E106 00 54.4

Sepanjang tahun

3

Cikiray

Cikiray Gede 1

S6 09 18.1 E106 01 38.3

Sepanjang tahun

4

Cikiray

Cikiray Gede 2

S6 09 21.1 E106 01 40.2

Sepanjang tahun

5

Cikiray

Cikiray Gede 3

S6 09 23.5 E106 01 43.8

Sepanjang tahun

6

Cipete

Cipete 1

S6 09 58.2 E106 01 52.3

Sepanjang tahun

7

Cipete

Cipete 2

S6 09 59.8 E106 01 55.4

Sepanjang tahun

8

Cijolang

Cijolang

S6 10 14.6 E106 02 01.3

Sepanjang tahun

9

Kobakan

Kobakan

S6 09 08.4 E105 59 50.6

Sepanjang tahun

10

Dadap

Cidadap 1

S6 11 04.9 E106 01 37.7

Sepanjang tahun

11

Dadap

Cidadap 2

S6 11 05.8 E106 01 36.5

Sepanjang tahun

12

Jaruka

Sumur Muncang

S6 09 47.9 E105 56 36.5

Sepanjang tahun

13

Cisalak

Batu Qur’an

S6 09 02.3 E105 58 49.2

Sepanjang tahun

14

Cisalak

Kubang Kebo

S6 08 58.5 E105 58 48.9

Sepanjang tahun

 

Tabel 4. Daftar mata air panas yang ada di Cagar Alam Rawa Danau.

 

No.

Nama Lokasi

Mata air

Titik Koordinat

Kondisi Aliran

1

Ciherang

Ciherang

S6 09 10.3 E106 01 02.2

Sepanjang tahun

2

Jamungkal

Jamungkal

S6 09 37.4 E105 58 40.9

Sepanjang tahun

3

Jaruka

Jaruka

S6 10 00.3 E105 56 32.1

Sepanjang tahun

4

Kalomberan

Cikalomberan

S6 09 18.4 E105 58 20.3

Sepanjang tahun

5

Pojok

Pojok

S6 10 44.7 E105 56 01.0

Sepanjang tahun

 


Gambar 7. Peta Lokasi Mata Air  Cagar Alam Rawa Danau

 

Cagar Alam Rawa Danau seluas 3.540,70 Ha tidak semunya berupa rawa-rawa dan tergenang air, menurut Peta Bada Air CA Rawa Danau memiliki Badan Air seluas 1.439,80 Ha, Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup disebutkan bahwa Bada Air adalah air yang terkumpul dalam suatu wadah baik alami maupun buatan yang mempunyai tabiat hidrologikal, wujud fisik, kimiawi, dan hayati.


Gambar 8. Peta Badan Air  Cagar Alam Rawa Danau

 

IV.  KESIMPULAN DAN SARAN

 A.    Kesimpulan

Dalam makalah Sumber Air Dalam Kawasan Konservasi Cagar Alam Rawa Danau di Kabupaten Serang ini dapat diambil kesimpuan sebagai berikut :

1.   Sumber air yang mengalir ke Cagar Alam Rawa Danau berasal dari sungai besar, anak sungai, parit/kukulung, mata air dingin dan mata air panas. Sungai besar yang teridentifikasi sebanyak 4 (empat) sungai, 25 (duapuluh lima) anak sungai dan parit/kukulung, 14 (empat belas) sumber mata air dingin, 5 (lima) sumber mata air panas.

2.  Sumber air berupa mata air pada umumnya berada di bagian utara Cagar Alam Rawa Danau yang berbatasan dengan Cagar Alam Gunung Tukung Gede dari Barat sampai ke Timur.

3.   Air yang berasal dari kawasan konservasi Cagar Alam Rawa Danau mengalir ke sungai utama yaitu Sungai Cidanau yang mengalir sampai ke muara di Selat Sunda.

4.  Pemanfaatan sumber air dari kawasan konservasi Cagar Alam Rawa Danau berupa pemanfaatan oleh masyarakat sekitar kawasan CA Rawa Danau dan sepanjang Sungai Cidanau antara lain untuk kepentingan irigasi pertanian, budidaya ikan dan kebutuhan air baku di wilayah Cilegon melalui sarana dan fasilitas pengolahan air baku oleh PT. Krakatau Tirta Industri.

B.     Saran

Adapun saran yang dapat disampaikan pada tulisan Sumber Air Dalam Kawasan Konservasi Cagar Alam Rawa Danau di Kabupaten Serang  ini  sebagai berikut :

1.   Perlu melakukan identifikasi sumber daya air perlu didukung dengan peralatan antara lai pengukur debit air, pengukur suhu air panas, dan pengukur pH air.

2.      Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang sumber mata air panas yang ada di Cagar Alam Rawa Danau, hal ini untuk mengetahui kandungan zat yang ada di air panas tersebut.


DAFTAR PUSTAKA

[1] RKW I. (2013). Identifikasi Air CA Rawa Danau: Serang: Resor Konservasi Wilayah I Balai Besar KSDA Jawa Barat.

[2] DLHK. (2015). Profil DAS Cidanau: Serang: Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Banten.

[3] https://inviro.co.id. (2022). Beberapa Macam Sumber Air Ditinjau Dari Asalnya. Jakarta. Inviro.

[4] Sjarief, Roestam. 2001. Pengelolaan Sumber Daya Air. Jurnal Desain dan Konstruksi,vol.1, no. 1, juni 2002.

[5] Undang-Undang Republik Indonesta Nomor 17. 2019. Tentang Sumber Daya Air, Jakarta